Pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyamanan pemustaka (Skripsi Bab 1)


BAB I
PENDAHULUAN

11  Latar Belakang
Memberikan rasa kenyamanan terhadap pemustaka adalah hal yang harus dilakukan oleh pustakawan terhadap perpustakaan. Menurut Kolcaba (2003)[1] kenyamanan terdiri dari tiga jenis, salah satunya adalah Kenyamanan lingkungan terkait dengan lingkungan, kondisi dan pengaruh dari luar kepada manusia seperti temperatur, warna, suhu, pencahayaan, suara, dll. Dari Ungkapan tersebut pembangunan perpustakaan harus dirancang dengan baik, dengan melibatkan pustakawan dan arsitek.
Dalam merancang bangunan perpustakaan perguruan tinggi, desain interior perpustakaan berperan penting untuk memperbaiki fungsi, memperkaya nilai estetika dan meningkatkan aspek psikologis dari ruang interior. Setiap desain bertujuan menyusun secara teratur bagian demi bagiannya menjadi satu tantanan yang utuh demi maksud-maksud tertentu. Desain interior memiliki elemen-elemen di dalamnya yang dipilih dan ditata menjadi pola tiga dimensi sesuai dengan garis-garis besar fungsi, estetika dan prilakunya.[2] Kugler (2007),[3] mengungkapkan bahwa terdapat beberapa elemen-elemen yang membentuk desain interior di antaranya, yaitu: (1) ruang, (2) variasi, (3) hirarki, (4) area personal, (5) pencahayaan, (6) tata suara, (7), suhu udara, (8) perawatan, (9) kualitas udara (10) gaya dan fashion.
Beberapa elemen-elemen yang membentuk desain interior tersebut peneliti memfokuskan pada elemen desain interior perpustakaan tentang (1) komposisi ruang, (2) pencahayaan, dan (3) suhu udara. Ketiga elemen tersebut, dapat dijadikan indikator sebagai alat ukur untuk mengetahui pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyaman pemustaka, yang berpedoman pada standar nasional perpustakaan tentang desain interior. [4]
Perpustakaan perguruan tinggi memiliki standar desain interior. Standar perpustakaan perguruan tinggi dibuat sebagai acuan pedoman dasar agar perpustakaan itu sudah bisa dikatakan layak dipakai dan dimanfaatkan oleh pemustaka.  Sesuai dengan undang-undang nomor 43 tahun 2007[5], perpustakaan Nasional RI menetapkan standar nasional perpustakaan perguruan tinggi tentang desain interior yang mencakup, yaitu: (1) komposisi ruang, (2) pengaturan kondisi ruang. [6]Sebagaimana desain interior di UPT perpustakaan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), kondisi desain interiornya memiliki tampilan yang menarik dilihat dari aspek segi bangunannya sudah baik dan pada kunjungan pemustakanya setiap bulannya lebih dari 2000 pengunjung. Hal ini biasanya, ketertarikan minat kunjung karena adanya faktor kenyamanan terhadap desain interiornya dan faktor lainnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, alasan peneliti memilih  desain interior di UPT Perpustakaan PGRI Palembang sebagai subjek, karena menurut peneliti dari hasil observasi awal, perpustakaan tersebut memiliki tampilan yang menarik, memiliki gedung yang luas dengan berukuran luas 4968m2, dengan panjang 2760m2, tinggi 1881m2 dengan lebar 1800m2, dan di desain dengan 5 lantai, memiliki fasilitas lampu yang lebih dominan untuk alat bantu penerangan perpustakaan dengan penerangannya kurang lebih 390 watt, dan memiliki fasilitas alat pengatur temperatur udara yang memadai. Berdasarkan landasan tersebut peneliti akan membuktikan bahwa ada pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyamanan pemustaka di UPT perpustakaan PGRI Palembang.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi desain interior di UPT Perpustakaan Universitas PGRI Palembang?
2.      Bagaimana tingkat kenyaman pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas PGRI Palembang?
3.      Adakah pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyamanan pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas PGRI?

1.3  Batasan Masalah
Dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas mengingat keterbatasan waktu dalam proses penyusunan agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis memfokuskan penelitian ini pada ruang lingkup Universitas PGRI Palembang dengan membahas tentang pengaruh desain interior terhadap tingkat kenyamanan pemustaka, yang ruang lingkupnya tentang komposisi ruang, pencahayaan, dan suhu ruangan, pada ruang sirkulasi dan ruang tandon (skripsi dan tesis).
1.4  Tujuan Dan Manfaat
Tujuan dari penelitian, yaitu:
1.      Untuk mengetahui kondisi desain interior yang diterapkan oleh UPT Perpustakaan Universitas PGRI Palembang dengan mengacu kepada standar perpustakaan
2.      Untuk mengetahui tingkat kenyaman pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas PGRI Palembang
3.      Untuk mengetahui bahwa pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyamanan pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas PGRI
Manfaat dari penelitian, yaitu:
1.      Manfaat teoritis
1.      Memperkaya khazanah dalam ilmu perpustakaan khususnya dibidang ilmu perpustakaan
2.      Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi rujukan bagi pihak perpustakaan dalam bidang desain interior ruang suatu perpustakaan
3.      Bagi penulis dapat menambah pengalaman penelitian dan dapat menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah.
2.      Manfaat Praktik
1.      Sebagai masukan untuk di perpustakaan Universitas PGRI Palembang agar menjadi dasar untuk meningkatkan program desain interior ruang dalam suatu perpustakaan.
2.      Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membaca ataupun bagi peneliti sendiri

15  Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah menginformasikan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian yang dilakukan dengan penulis dengan penelitian yang akan dilakukan dengan penulis dengan demikian dapat diketahui perbedaan antara peneliti ini dengan peneliti sebelumnya. Susi Hartanti, dalam skripsinya tahun 2010 yang berjudul “Pengaruh Desain Interior Terhadap Minat Berkunjung Pemustaka Taman Bacaan Masyarakat Gelaran Ibuku Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh desain interior terhadap minat berkunjung pemustaka di taman bacaan masyarakat gelaran ibuku Yogyakarta. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya adalah observasi, kuesioner, dan wawancara. Pengambilan sampel sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 75 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment.[7] Elemen-elemen desain interior yang diteliti meliputi: (1) ruang, (2) pewarnaan (3) pencahayaan, (4) suhu udara dan (5) kebisingan.
M. Sinqiti Sholihin, dalam skripsinya tahun 2013 yang berjudul “Persepsi Pemustaka Terhadap Desain interior Perpustakaan Pada Kantor Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta”. Tujuan dari penelitian ini mengetahui persepsi pemustaka bagaimana kondisi perpustakaan di kantor badan arsip dan perpustakaan daerah kota Yogyakarta, dan mengetahui sebagai perpustakaan yang fungsional. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kuantitatif dan penetapan sampel yang digunakan dengan metode non-probability sampling, alat ukur jawaban menggunakan skala inkelas. Elemen-elemen desain interior perpustakaan (X) pada penelitian ini, meliputi: (1) ruang, (2) variasi, (3) hirarki, (4) area personal (5) pencahayaan, (6) tata suara, (7) perawatan, (8) kualitas, (9) warna[8]
Adrina Ayu Zelzi Candra Jeint Sainttyauw, dalam sebuah artikel pada tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Desain Interior Perpustakaan terhadap Kenyamanan Pengguna di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya”. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terhadap kenyamanan pengguna di perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 yang ditimbukan oleh desain interior yang meliputi: (1) ruang, (2) variasi, (3) hirarki, (4) area personal, (5) pencahayaan, (6) tata suara, (7) suhu udara,  (8) perawatan, (9) kualitas udara, (10) gaya dan fashion. Variabel yang paling dominan dipengaruhi oleh suhu udara dengan total mean skor sebesar 4,12.[9]
Novarikha Ariyanti, dkk., dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada jurnal administrasi publik, Vol. 3, No. 11 yang berjudul “Peran Desain Interior Terhadap Kepuasan Pemustaka (Studi pada Perpustakaan SMK Negeri 4 Malang)”. Jenis penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pemustaka pada layanan yang disediakan perpustakaan yang berhubungan dengan elemen-elemen desain interior. Elemen-elemen desain interior dalam penelitian ini meliputi: (1) tata ruang (2) tata warna (3) pencahayaan, (4) sirkulasi udara dan (5) tata suara.[10]
Amira Oribia Wanda Sasmita, dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada jurnal Libri-Net, Vol. 3, No. 2, Januari 2014 yang berjudul “Pengaruh Desain Interior terhadap Produktivitas Kerja Pustakawan di Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Surabaya”. Penelitian ini mengguakan pendekatan kuantitatif eksplanatif dengan metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja pustakaan yang dipengaruhi oleh desain interiornya, dan mengetahui apakah desain interior dapat membuat pustakawan bekerja dengan optimal. Elemen-elemen desain interior pada penelitian ini meliputi: (1) perabot, (2) kebisingan, (3) pencahayaan,  (4) temperatur, (5) tata letak. Dari 10 elemen tersebut peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh desain terhadap kenyamanan pengguna dan mengetahui pengaruh yang paling dominan terhadap kenyamanan pengguna.[11]
Penelitian yang peneliti lakukan sekarang, berjudul “Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Tingkat Kenyamanan Pemustaka Di UPT Perpustakaan Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palembang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi perpustakaan, mengetahui tingkat kenyamanan pemustaka, mengetahui adakah pengaruh desain interior terhadap tingkat kenyamanan pemustaka di UPT Perpustakaan Palembang secara parsial maupun silmutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan kualitatif yang menyebarkan angket, dan sampelnya adalah pemustaka serta analisisnya menggunakan rumus regresi linier sederhana. Elemen desain interior penelitian ini meliputi: (1) komposisi ruang, (2) pencahayaan dan (3) suhu udara
1.6  Kerangka Teori
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya yakni Tridharma perguruan tinggi (Pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat). Yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, fakultas, lembaga, penelitian, universitas, institut, sekolah tinggi, akademik, politeknik. Perpustakaan Perguruan Tinggi dianggap sebagai jantungnya universitas sehingga keberadaannya sangat penting untuk mendukung proses belajar mengajar di perguruan tinggi.[12] Fungsi perpustakaan perguruan tinggi untuk menunjang civitas akademik, dalam hal ini perpustakaan harus mampu untuk memberikan layanan yang baik, menciptakan suasana yang nyaman kepada pemustaka sehingga dapat menarik perhatian minat kunjungan pemustaka. Sebelum mengajak untuk menggunakan jasa sarana informasi perpustakaan harus mampu menciptakaan rasa nyaman, rasa nyaman tersebut dapat diciptakan melalui suasana di perpustakaan, yaitu desain interiornya.
Menurut Francis D.K Ching dalam skripsi Karina Putri Adit desain interior merupakan merencanakan, menata, dan merancang ruang-ruang interior dalam bangunan, yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dasar akan sarana untuk bernaung dan berlindung, menentukan sekaligus mengatur aktivitas, memelihara aspirasi dan mengekspresikan ide, tindakan serta penampilan, perasaan, dan kepribadian[13].
Menurut Brown (2006)[14] ada 10 kualitas desain interior perpustakaan, yaitu: (1) fleksibel, (2) padat, (3) mudah diakses, (4) luas untuk pengembangan kedepan, (5) variasi ruang, (6) terorganisasi, (7) nyaman, (8) lingkungan yang stabil, (9) keamanan, dan (10) ekonomis. Adapun menurut Kugler (2007),[15] mengungkapkan bahwa terdapat beberapa elemen-elemen yang membentuk desain interior di antaranya, yaitu: (1) variasi, (2) hirarki, (3) area personal, (4) pencahayaan, (5) tata suara, (6), suhu udara, (7) perawatan, (8) kualitas udara (9) gaya dan fasihion.
Menurut Badan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) perguruan tinggi untuk gedung di perpustakaan menyediakan gedung dengan ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan penggunanya. Perpustakaan harus menyediakan ruang sekurang-kurangnya 0,5 m2 untuk setiap mahasiswa.[16]
1.      Ruang koleksi : Areal koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi buku, ruang multimedia,  ruang koleksi majalah ilmiah.
2.      Ruang pengguna : Ruang pengguna seluas 30% yang terdiri dari ruang baca dengan meja baca, meja baca berpenyekat, ruang baca khusus, ruang diskusi, lemari katalog/komputer, meja sirkulasi, tempat penitipan tas dan toilet.
3.      Ruang staf : Ruang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang pengolahan, ruang penjilidan, ruang pertemuan, ruang penyimpanan buku yang baru diterima, dapur dan toilet.
Kenyamanan menurut Kolcaba[17] mengungkapkan adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatan penampilan sehari-hari), dan kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencangkup empat aspek, yaitu[18] Kenyamanan fisik, Kenyamanan psikospiritual, Kenyamanan lingkungan, dan Kenyamanan sosial kultural.
Kenyamanan dan perasaan nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan rangsangan yang masuk ke dalam dirinya melalui keenam indera melalui syaraf dan dicerna oleh otak untuk dinilai. Dalam hal ini yang terlibat tidak hanya masalah fisik biologis, namun juga perasaan. Suara, cahaya, bau, suhu dan lain-lain rangsangan ditangkap sekaligus, lalu diolah oleh otak. Kemudian otak akan memberikan penilaian relatif apakah kondisi itu nyaman atau tidak.[19]
Istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sulistyo-Basuki pengguna perpustakaan adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan data primer atau menghendaki penelusuran bibiliografi.[20] Pemustaka diartikan sebagai pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang dimanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.[21] Semua anggota masyarakat memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk menggunakan perpustakaan, namun  perpustakaan di bawah lembaga tertentu, mendefinisikan pengguna sesuai dengan misi dan tujuan masing-masing.[22]
1.7  Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti dan data yang diperoleh melalui penyebaran angket, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.[23] Data yang didapatkan akan diolah dengan diuji secara statistik dan dianalisis berdasarkan hipotesis untuk mengukur dan mengetahui seberapa besarnya dan ada atau tidak ada pengaruh desain interior yang meliputi tata ruang, pencahayaan, dan suhu udara, terhadap tingkat kenyamanan pemustaka.
2.      Sumber Data
Penelitian mengenai pengaruh desain interior terhadap tingkat kenyamanan pemustaka di UPT Perpustakaan Universitas PGRI terletak di Jalan A. Yani Palembang, Sumatera Selatan-Indonesia. UPT Perpustakaan PGRI terletak di belakang kampus yang memiliki gedung yang cukup besar dan berlantai lima. Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.
1)      Sumber data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.[24] Subjek penelitian yang dimaksud adalah responden[25], yaitu pemustaka yang sedang berkunjung ke perpustakaan PGRI. Responden penelitian adalah seseorang (karena lazimnya berupa orang) yang diminta untuk memberikan respon (jawaban) terhadap pertanyaan-pertanyaan (langsung atau tidak langsung, lisan atau tertulis ataupun berupa perbuatan) yang diajukan oleh peneliti. Dalam hal penelitian dilakukan dengan menggunakan tes, maka responden penelitian ini menjadi testee (yang dites). Dalam penelitian, responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Keterangan tersebut dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, yaitu ketika mengisi angket, atau lisan, ketika menjawab wawancara.[26] Sumber data primer dalam penelitian ini, yaitu data dari observasi, survei, dan angket.
2)      Sedangkan sumber data sekunder berasar dari sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara, yakni menggunakan dokumentasi, arsip, dan literatur-literatur. Dokumentasinya dilihat dari buku pengunjung, sedangkan arsipnya dilihat dari keterangan desain interior di UPT Perpustakaan PGRI, mengenai tata ruang serta luas ruang, pencahayaan yang digunakan, dan temperatur udara.
3.      Populasi dan Sampel
1)      Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai kuantitas dan kateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.[27] Populasi dalam penelitian ini adalah pemustaka Universitas PGRI Palembang dan seluruh anggota perpustakaan di Universitas PGRI Palembang. Jumlah populasi yang ada, terdapat 7.226 mahasiswa yang terdaftar menjadi anggota perpustakaan di UPT perpustakaan Universitas PGRI.
2)      Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.[28] Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga. [29] Maka peneliti menggunakan purposive sampling, yaitu merupakan metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu.[30] Kriteria yang dimaksud oleh peneliti, yaitu:
a.       Pemustaka yang beranggota di UPT perpustakaan PGRI Palembang
b.      Mahasiswa Strata 1 (S1) Universitas PGRI Palembang
c.       Pemustaka yang sedang berkunjung ke perpustakaan
d.      Pemustaka yang aktif berkunjung selama 3 bulan penelitian
Menurut Notoatmodjo, 2003 yang disitir oleh Setyarini[31] untuk mengetahui ukuran sampel representative yang didapat berdasarkan rumus slovin adalah sebagai berikut:

n=


Diketahui:
N : besarnya populasi
n : besarnya sampel
d : tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan
Untuk menarik sampelnya peneliti merujuk pada Suharsimi Aritkunto yang mengatakan “jika populasi lebih dari seratus, maka sampel dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 30%”.[32] Maka, peneliti mengambil 10% sampel yang ada. Pengambilan sampel ditentukan dengan melakukan 3 bulan penelitian di UPT Perpustakaan PGRI Palembang dan peneliti mengambil sampel dengan kriteria tertentu (purpossive sampling), untuk memberikan angket ke pemustaka (sampel) dari sekian banyaknya populasi, maka:
n =  =  =  = 82,39= 82
Jadi, sampel yang diambil oleh peneliti berjumlah 82 orang
4.      Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih perlu di uji kebenarannya melalui fakta-fakta[33] data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:
1)      Ha (Hipotesis Kerja): Ada pengaruh antara desain interior perpustakaan (variabel X) dengan tingkat kenyamanan pemustaka (variabel Y)
2)      H0 (Hipotesis Nol) : Tidak ada pengaruh antara desain interior perpustakaan (variabel X) dengan tingkat kenyamanan pemustaka (variabel Y)
5.      Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakaan meliputi:
1)      Observasi
Pada metode ini penelitian menggunakan metode observasi terstuktur, observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.[34] Di sini peneliti mengamati, mencatat pola perilaku pemustaka di lapangan atau perpustakaan. Metode ini berfungsi untuk mengkaji pola prilaku atau kegiatan mahasiswa di Universitas PGRI Palembang, yaitu untuk mengetahui minat berkunjung dan mengetahui seberapa besar kontribusi pengguna dalam tingkat kenyaman pemustaka di UPT perpustakaan PGRI.
2)      Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.[35] Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang pengaruh desain interior terhadap tingkat kenyamanan dari responden. Penyebaran angket pada penelitian ini ditujukan kepada pemustaka.
3)      Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, yang wawancaranya bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.[36] Pada penelitian ini, peneliti bermaksud mewawancarai pustakawan di UPT perpustakaan Universitas PGRI untuk mengetahui kondisi desain interior UPT perpustakaan PGRI.
4)      Dokumentasi
Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumentasi merupakan pelengkap penggunaan metode observasi atau wawancara dalam penelitian kualitatif.[37] Dokumentasi yang diambil oleh peneliti, yaitu melalui data pengunjung dan data arsip tentang desain interior di UPT Perpustakaan PGRI palembang.
5)      Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert, digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dapat persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan.[38] Contoh bentuk skala likert:
“Kondisi ruang koleksi umum memiliki ukuran yang sesuai dan memadai bagi mahasiswa yang memanfaatkan ruangan?”
a.       Sangat setuju                                        (skor 4)
b.      Setuju                                                   (skor 3)
c.       Kurang setuju                                       (skor 2)
d.      Tidak setuju                                          (skor 2)
6)      Analisis Data
Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah. Semua data yang terkumpul kemudian disajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Yang termasuk dalam kegiatan pengolahan data adalah menghitung frekuensi mengenai pengaruh desain interior terhadap tingkat kenyamanan pemustaka berdasarkan data hasil kuesioner kemudian diolah untuk mendapatkan nilai persentase. Tahap-tahap pengolahan data tersebut adalah:
a.       Penyuntingan, yaitu semua daftar pertanyaan wawancara, data kuesioner yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.
b.      Penyusunan dan perhitungan data, dilakukan secara manual.
c.       Tabulasi, data yang telah disusun dan dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi langsung karena data langsung dipindahkan dari data ke kerangka tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara lainnya.[39]
Tahap-tahap pengolahan data selanjutnya untuk hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.       Menghitung persentase jawaban responden dalam bentuk tabel tunggal melalui distribusi frekuensi dan persentase. dengan menggunakan rumus[40] :
P = f/N x 100%
Keterangan:
P : Persentase
f : Frekuensi data
N : Jumlah sampel yang diolah
b.      Mencari nilai statistik dasar
c.       Mencari koefisen korelasi, dengan metode product moment, rumus:[41]
Keterangan:
r = koefisiensi korelasi
x = deviasi rata-rata variabel X
y = deviasi rata-rata variabel Y
d.      Mengkonsultasi nilai R hitung dan R tabel
e.       Menganalis data, untuk mengetahui pengaruh desain interior terhadap tingkat kenyamanan pemustaka dengan menggunakan rumus regresi linier sederhana, yaitu:[42]
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai Konstanta
b = Nilai Koefisien Regresi


a.       Mencari nilai konstanta a
b.      Mencari nilai koefisien regresi
Keterangan:
jumlah variabel bebas
jumlah variabel terikat
jumlah variabel X dan Y
 jumlah reponden
f.       Menghitung nilai determinasi
g.      Menguji kevalidan dengan menggunakan metode uji t

1.8  Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah mengetahui secara keseluruhan dalam penyampaian skripsi ini maka ini maka disusun suatu sistematika pembahasan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Berisi kajian teori yang membahas tentang pembahasan perpustakaan perguruan tinggi, desain interior, elemen-elemen desain interior perpustakaan, tingkat kenyaman, dan pengertian pemustaka.
BAB III : DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
Berisi deskripsi wilayah penelitian (profil) yang meliputi sejarah singkat berdirinya perpustakaan, visi dan misi perpustakaan, struktur organisasi, kondisi desain interior perpustakaan, fasilitas beserta sarana dan prasarana perpustakaan.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Meliputi analisis data yang berkaitan dengan persoalan pokok yang dikaji tentang pengaruh desain interior perpustakaan terhadap tingkat kenyamanan pemustaka.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran.


[1] Katharie Kolcaba dan Marguerite A. Dimarco, “Comfort Theory and its Aplication to Pediaric Nursing,” Pediaric Nursing, Vol. 31, No. 3 (May-June, 2005), h. 187
[2] Francis D. K Ching, Ilustrasi Desain Interior, (Jakarta: Erlangga, 1996)., h. 46
[3] Cecilia Kugler, 10 Interior Design Considerations and Developing Brief. (Sydney, Australia: CK Design International, 2007)., h. 16
[4] Perpustakaan Nasional Repblik Indonesia (PNRI), Standar Nasional Perpustakaan: Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi. (Jakarta: PNRI, 2011)., h. 4
[5] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan., h. 8
[6] Perpustakaan Nasional Repblik Indonesia (PNRI), Standar Nasional Perpustakaan. . ., h. 4
[7] Susi Hartanti , “Pengaruh Desain Interior  Terhadap Minat Berkunjung Pemustaka Di Taman Bacaan  Masyarakat Gelaran Ibuku Yogyakarta,” Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga, 2013), diakses pada 20 Desember 2016 dari http://digilib.uin-suka.ac.id
[8] M. Sinqiti Sholihin, “Persepsi Pemustaka terhadap Desain Interior Perpustakaan pada Kantor Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta,” Skripsi, (Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, 2013), diakses pada 08 Maret 2017 dari http://eprints.uny.ac.id
[9] Adrina Ayu Zelzi J.S, “Pengaruh Desain Interior Perpustakaan terhadap Kenyamanan Pengguna di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,” diakses pada 09 Maret 2017 dari http://journal.unair.ac.id
[10] Novarikha Ariyanti, dkk., “Peran Desain Interior Terhadap Kepuasan Pemustaka (Studi pada Perpustakaan SMK Negeri 4 Malang),” administrasi publik, Vol. 3, No. 11, diakses pada 14 Januari 2017 dari http://portalgaruda.org
[11] Amira Oribia W.S, “Pengaruh Desain Interior terhadap Produktivitas Kerja Pustakawan di Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri Surabaya,” Libri-Net, Vol. 3, No. 2 (Januari 2014), diakses pada 20 februari 2017 dari http://journal.unair.ac.id
[12] Herlina, Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Palembang: Raden Fatah Press, 2007)
[13] Karina Putri Adit, “Desain Interior Layanan Anak Di Perpustakaan Umum KAPD Kabupaten Bogor,” Skripsi, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah, 2015), diakses pada 21 November 2016 dari  http://repository.uinjkt.ac.id
[14] Sugeng Prityanto. “Kajian Perencanaan Desain UPT Perpustakaan UNDIP Berdasarkan Teori Faulkner-Brown Ten Commandmets,” artikel diakses pada 11 Maret 2017 dari http://sugengpri.blog.undip.ac.id
[15] Cecilia Kugler, 10 Interior Design Considerations and Developing Brief,  (Sydney, Australia: CK Design International, 2007)., h. 19
[16] Perpustakaan Nasional Repblik Indonesia, “Standar Nasional Perpustakaan: Bidang Perpustakaan Sekolah dan Perguruan Tinggi.” (Jakarta: PNRI, 2011)., h. 4
[17] Katharie Kolcaba dan Marguerite A. Dimarco, “Comfort Theory and its Aplication to Pediaric Nursing,” Pediaric Nursing, Vol. 31, No. 3 (May-June, 2005), h. 187
[18] Tyasseptya, “Definisi Kenyamanan,” diakses pada 9 oktober 2016 dari  http://www.slideshare.net/tyasseptya/definisi-kenyamanan
[19] Eva Violesia Bangun, “Pengaruh Warna Ruang Kerja terhadap Kenyamanan Dosen Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi USU,” Skripsi, (Sumatra Utara: Fakultas Psikologi, Sumatra Utara, 2014), h. 11-12, diakses pada 13 Maret 2017 dari http://repository.usu.ac.id
[20] K Abror, hlm. 14, diakses pada 09 Oktober 2016 dari http://eprints.undip.ac.id
[21] Ananda Rasulia Wirawan, “Persepsi Pemustaka Terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah: Studi Kasus Pada Perpustakaan SMAN 47 Jakarta Selatan,” Skripsi, (Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, 2010), h. 11, diakses pada 1 Januari 2017 dari http://lib.ui.ac.id
[22] K Abror, h. 14, diakses pada 09 Oktober 2016 dari http://eprints.undip.ac.id  
[23]  Moh Nazir, Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998)., h. 51
[24]  Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2011), h. 91
[25] Dalam kamus bahasa Indonesia adalah yang dituntut; juru jawab; perhatian jadi responden penelitian. Responden dari kata asal ”respon” atau penanggap, yaitu orang yang menanggapi.
[26] Subliyanto, “Subyek Penelitian dan Responden Penelitian,” diakses pada 23 November 2016 dari http://www.subliyanto.id/2010/06/subyek-penelitian-dan-responden.html.
[27] Munawaroh, Panduan Memahami Metodologi Penelitian, h. 61
[28] Arikunto, Suharsimi,  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002)., h. 109
[29] Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka setia, 2008), h. 126
[30] Syofian Siregar, Statistik Parametrik:  untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 60
[31] Setyarini, “Peranan Desain Interior Perpustakaan terhadap                                                                                                                                                                                                                                                                            Kenyamanan Pengguna di Ruang Layanan Anak Coca Cola Kantor Perpustakaan Daerah Propinsi Jawa Tengah,” Skripsi, (Semarang: Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponogoro, 2010),  h. 41, diakses pada 10 November 2016 dari http://eprints.undip.ac.id
[32] Suharisimi Aritkunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 27
[33] Agus Iranto. Statistik: Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. (Jakarta: Kencana, 2012), h. 97
[34] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,2011), h. 146
[35] Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)., h. 66
[36] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendidikan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 140
[37] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 329
[38] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 93
[39] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, h. 248
[40] Warsito, Hermawan,  Pengantar Metodologi Penelitian. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1992)., h. 59
[41] M. Iqbal, “Pokok-Pokok Materi Statistik 1”,  (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 235
[42] Syofian Siregar, Statistik Parametrik: untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 379

Komentar

Postingan populer dari blog ini